Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Strategi untuk Meningkatkan Deteksi Kanker: Ulasan Hasil Benar-positif dan False-negatif di Digital tomosynthesis Payudara Screening

Digital payudara tomosynthesis (DBT) merupakan tambahan yang berharga untuk skrining kanker payudara dengan mengurangi tingkat recall sambil meningkatkan tingkat deteksi kanker. akurasi meningkat dicapai dengan DBT adalah karena format kuasi-tiga-dimensi dari gambar direkonstruksi dan kemampuan untuk "menelusuri" jaringan payudara di gambar direkonstruksi, sehingga mengurangi efek dari superimposisi jaringan ditemukan dengan planar konvensional mamografi digital. Margin dari kedua lesi jinak dan ganas lebih mencolok di DBT, yang memungkinkan karakterisasi peningkatan lesi, meningkatkan kepercayaan diri pembaca, dan hasil screening ditingkatkan. Namun, bahkan dengan perbaikan dalam akurasi dicapai dengan DBT, masih ada perbedaan conspicuity kanker payudara oleh pandangan mamografi. Data awal menunjukkan bahwa kanker payudara mungkin lebih mencolok pada craniocaudal views (CC) dari pada mediolateral miring (MLO) tampilan. Sementara beberapa jenis kanker payudara yang sangat l

Korelasi Antara MRI dan Tingkat Tumor-Menyusup Limfosit Pasien Payudara Triple-negatif Cancer-

Korelasi Antara MRI dan Tingkat Tumor-Menyusup Limfosit Pasien Payudara Triple-negatif Cancer @DailyRounds Clinical Case & ap pertama diterbitkan di: American Journal of ilmu sinar X, November 2016. studi desain: sebuah penelitian prospektif ukuran sampel: 112 Highlights: korelasi antara MRI temuan dan tingkat tumor-infiltrasi limfosit (Til) pada pasien dengan triple-negatif kanker payudara bisa memberikan tambahan diagnostik manfaat untuk identifikasi tumor dengan baik prognosis, yang akan pada gilirannya manfaat optimal pretreatment planning.on MRI, tumor di tinggi Til kelompok memiliki lebih banyak bentuk bulat, yang dibatasi margin, homogen peningkatan, dan tidak adanya multifocality.while, tumor di rendah Til kelompok memiliki lebih tidak teratur bentuk, tidak ada terbatas margin, heterogen peningkatan, dan multifocality. abstrak judul: korelasi antara MRI dan tingkat tumor-infiltrasi limfosit pada pasien dengan triple-negatif kanker payudara ku Y, Kim h, cha j, Shin h, Baek

Anatomi Thorax

  Anatomi thorax Sistem pernapasan terdiri dari faring, trakea, bronkus dan dua paru-paru. Saluran udara dari organ-organ ini berkomunikasi dengan melalui faring , mulut dan hidung. (Merrill’s Atlas, 2003) Trakea Trakea adalah salah satu organ yang berserat , berbentuk seperti tabung berotot dengan 16-20 cincin tulang rawan. Berukuran sekitar 1/2 inci ( 1,3cm ) diameter dan panjang 4 1/2 inci (11cm) dan aspek posterior yang datar. Trakea terletak pada garis tengah tubuh, anterior pada esofagus di leher. Namun , di bagian dada , trakea bergeser sedikit ke kanan garis tengah  akibat letak aorta yang melengkung. Pada bagian ujung trakea, bentuknya memanjang dan terbagi atau menjadi bercabang, yang disebut carina. Percabangan tersebut masuk ke sebelah kanan paru dan kiri paru yang disebut bronkus. Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih luas  dan lebih vertikal dari pada bronkus utama kiri, dikarenakan posisi bronkus kiri lebih vertikal dan diameternya lebih besar dari bronkus utama kan

TEKNIK PEMERIKSAAN PADA THORAX PA

TEKNIK PEMERIKSAAN PADA THORAX Ø   Posisi pasien proyeksi PA : Jika memungkinkan, posisikan pasien dengan posisi berdiri atau duduk. Sehingga diafragma akan lebih rendah dan udara atau kadar cairan terlihat. Pembuluh paru-paru terhindar dari penekanan. Ø   Posisi obyek proyeksi PA : 1.        Atur kedua lengan pasien sehingga menempel pada panggul. 2.        Atur ketinggian kaset sehingga batas atas kaset sekitar 1,5 - 2 inch (3,8 – 5)cm. di atas bahu. 3.        Pusatkan mid sagital plane di pertengahan kaset. 4.        Pasien diatur dalam posisi berdiri tegak dengan berat tubuh bertumpu pada kaki. 5.        Ekstensikan dagu pasien di atas kaset dana tur posisi kepala sehingga mid sagital plane vertical. 6.        Atur tangan pasien dalam posisi punggung tangan menempel di atas bahu di bawah angulus costoprenicus. Gerakan ini akan memutar scapula kea rah lateral sehingga tidak superposisi di atas paru-paru. 7.        Atur bahu pasien di atas bidang transversa