Langsung ke konten utama

Aortografi Abdominalis Indirect Puncture

Aortografi Abdominalis Indirect Puncture

Pemeriksaan aortografi abdominalis adalah pemeriksaan pada aorta abdomen dengan menggunakan bahan kontras media. Pemasukan bahan kontras media dilakukan dengan teknik katerisasi melalui arteri femoralis menggunakan pesawat fluoroscopy untuk melihat jalannya kontras media masuk ke dalam aorta abdomen. Pemeriksaan ini dilakukan apabila ada kelainan-kelainan pada aorta abdomen seperti adanya penyumbatan pada pembuluh aorta ataupun pembuluh arteri. Pemeriksaan ini memerlukan waktu sehingga pasien harus siap dengan persetujuan untuk melakukan pemeriksaan aorta abdominalis secara indirect puncture.

Kita jumpai beberapa jenis pembuluh darah. Arteri dan arteriol, yang membawa darah keluar jantung, yang membawa darah keluar jantung, selalu membawa darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmoner yang membawa darah”kotor” yang memerlukan oksigenisasi. Venula dan vena membawa darah ke jantung, kecuali vena pulmoner yang selalu membawa darah yang miskin akan oksigen. Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan disitu arteriol berakhir dan venula mulai. Kapiler membentuk jalinan pembuluh darah dan bercabang-cabang di dalam sebagian besar jaringan tubuh. Beberapa arteri tertentu, misalnya yang membawa darah ke otak dan beberapa pembuluh darah ke otak dan bebrapa pembuluh darah pada paru-paru, hati, dan limpa tidak berakhir dalam kapiler biasa.
Struktur pembuluh darah pada pembuluh arteri terdiri dari atas tiga lapis:
·         Lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus, disebut tunika adventisia.
·         Lapisan tengah yang berotot dan elastis, disebut dengan tunika media.
·         Lapisan dalam yang endothelial, disebut dengan tunika intima.
Lapisan terluar merupakan pelindung, lapisan tengah merupakan lapisan yang kuat  dimana untuk membuat pembuluh darah tetap terbuka dan dengan kontraksi serabut ototnya memberikan tekanan yang tetap terhadap darah. Lapisan dalam terbentuk oleh endothelium sangat licin yang dibatasi selapis tunggal sel epitel gepeng. Lapisan tengah aorta dan arteri yang lebih besar berisi sejumlah besar serabut elastic dan sedikit otot, karena perlu bagi arteri tersebut untuk menggelembung. Arteri yang lebih kecil dan arteriol relative berisi  lebih banyak jaringan otot, karena dindingnya harus menyesuaikan diri pada pengendalian saraf vasomotorik untuk keperluan tubuh.
            Arteri dan arteriol memperoleh pendarahan dari sebuah sistem pembuluh yang khusus yang dikenal sebagai vasa-vasorum; keduanya juga disarafi serabut-serabut saraf yang ramping, yang melingkari dinding pembulu darah.
            Vena juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes dan kurang elastic dari pada arteri. Oleh karena itu darah dalam anggota gerak berjalan melewati gaya berat, vena mempunyai katup yang disusun hingga sedemikian sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh lagi kearah sebaliknya. Katupnya berbentuk lipatan setengah bulan terdiri dari lapisan dalam vena yaitu endothelium, yang diperkuat sedikit jaringan fibrus. Lipatan-lipatan itu satu sma lain berhadapan; pinggiran yang bebas menghadap ke arah darah yang mengalir. Bila vena mengembung karena penuh dengan darah, vena itu seolah-olah diikat oleh beberapa tempat.
            Kapiler ialah pembuluh darah yang sangat kecil tempat dimana arteri berakhir. Makin kecil arteriol makin menghilang ketiga lapisan dindingnya sehingga ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal satu lapis saja, yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan dan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan melalui pertukaran gas antar pembuluh kapiler dan jaringan sel, menyediakan oksigen serta menyikirkan bahan buangan termasuk karbon dioksida. Oleh sebab itu kapiler melaksanakan fungsi yang sangat penting sebagai distributor zat-zat penting ke jaringan yang memungkinkan berbagai proses tubuh berjalan.
            Susunan darah dalam arteri dan vena berbeda-beda, darah pada arteri berisi oksigen dan bewarna merah cemerlang sebab hemoglobin bergabung dengan oksigen. Bila sebuah arteri terpotong maka terlihat darah merah cemerlang menyemprot keluar dengan semburan yang seirama dengan denyut jantung. Darah pada vena lebih tua dan agak ungu karena oksigennya sudah banyak diberikan pada jaringan. Bila sebuah vena terpotong, darah mengalir keluar dengan arus yang rata. Darah dalam kapiler terus menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadi pertukaran gas. Pendarahan kapiler dikenal dari mengalirnya darah perlahan-lahan ke permukaan.
            Aorta ialah arteri utama dalam tubuh, bagian yang berada dalam rongga thoraks dikenal dengan aorta thoraksika. Aorta ini meninggalkan ventrikel kiri jantung dengan pintunya dijaga katup aorta, kemudian melengkung mengarah kedasar jantung sebagai arkus aorta dan berjalan sampai setinggi manubrium sterni. Lengkung ini timbul tiga cabang yaitu sebuah di sebelah kanan, arteri inominata, yang panjangnya kira-kira 5 cm dan membelah lagi menjadi arteri karotis komunis kanan dan arteri subklavia kanan. Dua cabang timbul dari sebelah kiri lengkung aorta, yaitu arteri karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Mulai dari lengkung aorta pembuluh ini berjalan melewati thoraks sebagai arteri thoraksika, berjalan di belakang diagfragma dan menjadi aorta abdominalis. Di aorta memberikan cabang-cabang untuk melayani rongga thoraks dan rongga abdomen.

Pemeriksaan aortografi abdominalis dengan indirect puncture adalah pemeriksaan pada pembuluh aorta abdomen dengan menggunakan bahan kontras yang dimasukkan dengan cateter melalui arteri femoralis secara retrograde.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal Caldwell

v   Proyeksi PA Axial ( Cadwell ) n   Posisi Pasien ·          Pasien diposisikan berdiri, lalu bagian tengah tubuh diatur pada pertengahan kaset dan grid . ·          Tempatkan lengan pasien pada posisi yang nyaman dan atur bahu agar terbaring pada bidang transversal yang sama . n   Posisi Objek ·          Sebelum memposisikan pasien, pasanglah grid vertikal dengan penyudutan 15 o . Arahkan CR horizontal sehingga sudut antara tabung (CR) membentuk sudut 75 o ·          Dengan kepala pasien ekstensi, istirahatkan hidung dan dahi pada grid vertikal, letakkan hidung pada pertengahan kaset ·          Atur garis orbitomeatal tegak lurus dengan bidang film ·          Immobilisasikan kepala ·          Minta pasien untuk tahan nafas pada saat eksposi

THORAX Proyeksi LLD

I.  DASAR TEORI Ukuran film : 35×35 cm Posisi Pasien : Pasien diposisikan lateral recumbent diatas meja pemeriksaan dengan sisi kanan atau kiri dekat dengan meja pemeriksaan namun sisi yang dekat dengan meja pemeriksaan diberi bantalan sebagai ganjalan dan lengan difleksikan dan diletakkan diatas kepala pasien sebagai bantal. Posisi Objek : v  Tempatkan permukaan anterior dan posterior thorax mengikuti kaset vertical v  Atur kaset dan tempatkan salah satu tepinya kira-kira 5 cm diatas bahu v  Sisi lateral tubuh diberi bantal v  Tubuh pasien true lateral dan kedua lutut fleksi untuk menjaga keseimbangan v  MSL garis tengah kaset v  Lindungi gonad v  Instruksikan pasien untuk inspirasi penuh lalu tahan nafas selama Central Ray :  Horizontal tegak lurus film Central Point :  Pada pertengahan sternum, setinggi thoracal ke-7 FFD :  150 cm

Thorax proyeksi LLD/RLD

INDIKASI & TUJUAN PEMERIKSAAN Indikasi pemeriksaan pada Thorax proyeksi LLD/RLD yaitu untuk melihat dan mengetahui struktur dan anatominya. Selain itu untuk melihat adanya klinis yaitu LLD: Pneumonia Thorax kanan dan Pleural Effusion kiri & RLD: Pneumonia Thorax kiri dan Pleural Effusion kanan. III. ALAT DAN BAHAN 1. Pesawat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Kaset dan Film ukuran 30×40 cm. 3. Phantom Thorax (putih). 4. Marker L/R dan labeling. 5. Alat bantu: Gabus, dan aki. 6. Automatic Processing. IV. TEKNIK RADIOGRAFI 1. Menyalahkan peswat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Mengatur faktor eksposi. 3. Masuk keruang pemeriksaan. 4. Meletakkan kaset pada stand kaset. 5. Mengatur lampu kolimator dimana pertengahan lampu kolimator berada pada pertengahan kaset dengan FFD 150 cm, sehingga CR Horizontal tegak lurus. 6. Mengatur posisi phantom yaitu Lateral dengan posisi decubitus dimana bagian post