Efusi pleura merupakan suatu akumulasi cairan yang abnormal didalam kavum pleura yang disebabkan karena adanya gangguan homeostatik berupa adanya produksi cairan yang berlebihan atau karena adanya penurunan absorbsi cairan mediastinum. Insiden terjadinya efusi pleura sulit untuk ditentukan karena banyaknya etiologi penyakit yang menyebabkan kelainan tersebut
Diagnosis efusi pleura secara radiologis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan foto toraks, pemeriksaan ultrasonografi, pemeriksaan Computed Tomography scan (CT scan) dan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Foto toraks dan ultrasonografi merupakan sarana pemeriksaan radiologi yang sederhana dan praktis untuk memperlihatkan efusi pleura dan sarana pemeriksaan ini hampir dapat dijumpai disetiap rumah sakit, sedangkan CT scan dan MRI merupakan pemeriksaan yang akurasinya tinggi dalam menilai efusi pleura namun tidak semua rumah sakit memiliki sarana pemeriksaan ini.
Pleural effusion index adalah perbandingan antara tebal maksimal efusi pleura dan lebar maksimal hemitoraks yang didapatkan dari pemeriksaan foto toraks posisi RLD/LLD. Penilaian pleural effusion index (PEI) dapat digunakan sebagai prediktor beratnya DBD, berperan dalam menentukan skor kebocoran vaskular (SKV), dan merupakan faktor risiko terjadinya mortalitas pada DSS. Pengukuran PEI menimbulkan efek radiasi dan sulit dilakukan pada pasien yang tidak dapat dimobilisasi.
Pemeriksaan ultrasonografi toraks mempunyai reliabilitas lebih baik untuk mendiagnosis efusi pleura, tidak menimbulkan efek radiasi, bersifat portable, dan dapat dilakukan pada pasien dengan posisi supine. Melalui pemeriksaan ultrasonografi juga dapat diketahui estimasi volume efusi pleura, salah satunya dengan mengukur jarak interpleura pada posisi supine.
Komentar
Posting Komentar