Langsung ke konten utama

Teknik pemeriksaan Mammografi

Teknik pemeriksaan Mammografi 

Pada (Ballinger, 1995), pemeriksaan mammografi sendiri bukan termasuk pemeriksaan yang memerlukan persiapan pasien secara khusus.  Pasien dapat kapan saja melakukan pemeriksaan tersebut.  Dan untuk melakukan pemeriksaan pasien wajib membawa surat permintaan pemeriksaan radiografi. Itu merupakan bukti secara otentik bahwa pasien tersebut telah diajurkan oleh dokter pengirimnya untuk melakukan pemeriksaan penunjang secara radiolagi radiologi untuk membantu diagnose. Sedangkan untuk pemeriksaan USG  payudara sendiri,  sebaiknya memang dilakukan setelah pemeriksaan mammografi,  untuk cross check apakah letak masaa memang berada di daerah yang ditunjukan pada pemeriksaan mammografi.  Karena,  terkadang letak masaa yang ada digambaran mammografi dan juga USG  payudara berbeda karena pada saat memposisikan pasien kurang tepat,  juga untuk memastikan massa tersebut ganas atau tidak. Penyudutan dengan sudut yang disesuaikan dengan anatomi tubuh pasien di gunakan pada pasien-pasien khusus,  dan sangat jarang untuk digunakan. Penggunaan penyudutan yang disesuaikan dengan tubuh pasien hanya digunakan pada pasien kanker payudara yang sudah cukup parah keadaan, untuk melihat apakah terdapat metatase pada kelenjar getah bening pada ketiak.  Mammografi dilakukan bila ada indiksai sebagai berikut :

a.         Pada wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi untuk mendapatkan kanker payudara.
b.        Jika teraba massa/ benjolan pada payudara yang tidak jelas
c.         Jika dokter meraba adanya benjolan pada kelenjar getah bening axilla ( ketiak) dan supra clavicula (diatas tulang clavicula / leher) walaupun tidak di sertai terabanya massa / benjolan pada payudara.

d.        Untuk usia 40-50 tahun dilakukan 2 tahun sekali, sedangkan lebih dari 50 tahun dilakukan setahun sekali.
     Untuk pemeriksaan mammografi pada payudara,  dilakukan dengan menggunakan 2 proyeksi pada kedua payudara. Proyeksi tersebut adalah CC ( Cranio-Caudal) mengambil titik pandang dari atas kebawah payudara dan MLO ( Medio-Lateral Oblique) mengambil titik pandang dari samping payudara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal Caldwell

v   Proyeksi PA Axial ( Cadwell ) n   Posisi Pasien ·          Pasien diposisikan berdiri, lalu bagian tengah tubuh diatur pada pertengahan kaset dan grid . ·          Tempatkan lengan pasien pada posisi yang nyaman dan atur bahu agar terbaring pada bidang transversal yang sama . n   Posisi Objek ·          Sebelum memposisikan pasien, pasanglah grid vertikal dengan penyudutan 15 o . Arahkan CR horizontal sehingga sudut antara tabung (CR) membentuk sudut 75 o ·          Dengan kepala pasien ekstensi, istirahatkan hidung dan dahi pada grid vertikal, letakkan hidung pada pertengahan kaset ·          Atur garis orbitomeatal tegak lurus dengan bidang film ·          Immobilisasikan kepala ·          Minta pasien untuk tahan nafas pada saat eksposi

THORAX Proyeksi LLD

I.  DASAR TEORI Ukuran film : 35×35 cm Posisi Pasien : Pasien diposisikan lateral recumbent diatas meja pemeriksaan dengan sisi kanan atau kiri dekat dengan meja pemeriksaan namun sisi yang dekat dengan meja pemeriksaan diberi bantalan sebagai ganjalan dan lengan difleksikan dan diletakkan diatas kepala pasien sebagai bantal. Posisi Objek : v  Tempatkan permukaan anterior dan posterior thorax mengikuti kaset vertical v  Atur kaset dan tempatkan salah satu tepinya kira-kira 5 cm diatas bahu v  Sisi lateral tubuh diberi bantal v  Tubuh pasien true lateral dan kedua lutut fleksi untuk menjaga keseimbangan v  MSL garis tengah kaset v  Lindungi gonad v  Instruksikan pasien untuk inspirasi penuh lalu tahan nafas selama Central Ray :  Horizontal tegak lurus film Central Point :  Pada pertengahan sternum, setinggi thoracal ke-7 FFD :  150 cm

Thorax proyeksi LLD/RLD

INDIKASI & TUJUAN PEMERIKSAAN Indikasi pemeriksaan pada Thorax proyeksi LLD/RLD yaitu untuk melihat dan mengetahui struktur dan anatominya. Selain itu untuk melihat adanya klinis yaitu LLD: Pneumonia Thorax kanan dan Pleural Effusion kiri & RLD: Pneumonia Thorax kiri dan Pleural Effusion kanan. III. ALAT DAN BAHAN 1. Pesawat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Kaset dan Film ukuran 30×40 cm. 3. Phantom Thorax (putih). 4. Marker L/R dan labeling. 5. Alat bantu: Gabus, dan aki. 6. Automatic Processing. IV. TEKNIK RADIOGRAFI 1. Menyalahkan peswat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Mengatur faktor eksposi. 3. Masuk keruang pemeriksaan. 4. Meletakkan kaset pada stand kaset. 5. Mengatur lampu kolimator dimana pertengahan lampu kolimator berada pada pertengahan kaset dengan FFD 150 cm, sehingga CR Horizontal tegak lurus. 6. Mengatur posisi phantom yaitu Lateral dengan posisi decubitus dimana bagian post