Langsung ke konten utama

PHLEBOGRAPHY

PHLEBOGRAPHY

Peranan dan  keberadaan  radiologi dalam bidang kesehatan sangatlah penting. Melalui bidang ini kelainan penyakit yang diderita pasien dapat terdiagnosa dengan akurat dibantu oleh sinar x. Sinar x adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sangat pendek. Pemeriksaan yang menggunakkan sinar x menurut perkembangan teknologinya dibagi menjadi dua yaitu konvensional dan non konvensional.
Adapula pemeriksaan rontgen  dibagi lagi menjadi 2 yaitu pemeriksaan kontras dan non kontras. Pemeriksaan kontras adalah pemeriksaan radiografi khusus dengan menggunakan kontras media dan pemeriksaan non kontras adalah pemeriksaan radiografi khusus tanpa menggunakan kontras media.
Contoh pemeriksaan kontras radiografi adalah angiografi yaitu pemeriksaan radiografi dari pembuluh darah yang diopafisikasi dengan kontras media yang mengandung yodium. Secara garis besar angiografi dibagi menjadi arteriogram dan venogram tetapi tpenggunaannya tergantung pada pembuluh darah yang akan disuntik. Ada berbagai macam pemeriksaan angiografi salah satunya adalah phlebografi.
Phlebografi adalah sebuah prosedur x ray test yang dilakukan untuk mengetahui gambaran aliran darah vena pada bagian tubuh tertentu dengan memasukkan kontras ke dalam vena.
pasien yang alergi pada kontras media.
Pasien dengan trombophlebitis baru yang luas.
Pasien dengan protombin tinggi yang sedang dalam perawatan khusus dan terapi anti koalugan karena dapat menyebabkan terjadinya hematom
Riwayat alergi kontras berat
Kehamilan
Umur tua dengan status cardiopulmonary berat
Premedikasi : omnophon
Persiapan pasien :
-          Tidak ada persiapan khusus yang dilakukan, pasien hanya diminta merendam kedua kakinya di air hangat terkadang cukup mencuci kaki saja sebelum pemeriksaan dilakukan.
-          Pasien mixie sebelum pemeriksaan.
Bahan kontras yang digunakan :
Pada pemeriksaan ini bahan kontras yang digunakan adalah kontras media jenis non ionic sebanyak 60 – 70 cc untuk satu sisi dengan kekentalan 0 – 350 mgl/ml.seperti optiray (loversol) dan 30-50 ml meglumine iothalamate 60% (conray 280).
Persiapan sebelum procedural :
n  tidak makan dan minum  sebelum tindakan
n  cek status renalis (BUN, Creatinin) dan hidrasi, khususnya penderita diabetes
n  Informed consent
n  Kurangi kecemasan pasien, jika perlu sedasi dengan diazepam 10 mg per oral
n  Mendapatkan hasil dari test noninvasif sebelumnya atau venogram
Persiapan saat tindakan :
n  Fluoroscopy dengan kelengkapannya
n  Meja pemeriksaan yang dapat diatur derajat kemiringan disertai  penyanggah kaki
n  Needle 19-23 gauge atau surflow No. 20
n  Three-way stopcock
n  Kontras 100-150 ml (Conray 43 mengandung 202 ml iodine/ml) / extremitas
n  Spoit 50 ml
n  Tourniquet 
Komplikasi :
       Indikasi pada daerah injeksi karena prinsip sterilitasnya kurang
       Jaringan kulit terbuka, vena dorsum pedis berada pada daerah superficial.
       Phlebitis
       Alergi kontras mual, muntah gatal-gatal atau keluar`bintik merah
       Gagal ginjal
       Gagal jantung kongestif
       Trombus
Prosedur pemeriksaan :
1.       Pasien diposisikan supine dipertengahan meja pemeriksaan.
2.       Foto mencakup tungkai atas,lutut,tungkai bawah dan ankle dengan memakai under couch tube.
3.       Pasien diberikan premedikasi yaitu omnophon sebelum pemeriksaan.
4.       Berikan anastesi local pada daerah vena superficial pada bagian telapak kaki bagian dorsal.
5.       Lakukan puncture vena dengan memilih vena perifer pada dorsum pedis kemudian pasang tourniquet pada proksimal paha dan distal betis.
6.       Lakukan kompresi pada ankle,pada beberapa kasus biasanya dilakukan kompresi dibeberapa bagian seperti pada bagian bawah lutut untuk memperkuat pengisian pembuluh darah vena pada kaki. Kompresi tersebut lebih bagus bila dilakukan dengan mengikatkan tali yang ukuran lebarnya 5 cm (2 inci).
7.       Pemasukan kontras media dilakukan dengan penyuntikan jarum kecil yang disambungkan dengan flexible polythen (butterfly needle) ke dalam pembuluh darah vena di kaki bagian dorsal dan pastikan jarum tetap pada posisinya dengan cara diletakan pada plester.
8.       Pada saat penyuntikan kontras media kompresi harus dikencangkan dan pasien diminta melakukan valsava manufer (pasien diminta untuk menarik nafas lalu keluarkan sekuatnya sambil mulut ditutup dan hidung dijepit dengan kedua jari). Instruksi ini dilakukan agar memberikan efek untuk mengembangkan pembuluh darah vena agar menjadi lebih besar dan gambaran katup lebih terlihat pada gambar.
9.       Kaki yang diperiksa diatur endorotasi untuk memisahkan gambaran tibia dan fibula agar tidak overlapping dan tidak menutupi pembuluh darah vena.
10.   Kontras media disuntikan sedikit demi sedikit dengan kecepatan penyuntikan 5-6 ml/detik hingga vena yang diperiksa penuh,lalu suntikan kembali kontras media untuk mengisi penuh vena yang akan diperiksa selanjutnya sambil mengatur kompresinya. Biasanya untuk mengisi penuh vena pada tungkai bawah diperlukan  waktu 5-10 detik setelah penyuntikan. Sedangkan untuk mengisi penuh vena pada tungkai atas diperlukan waktu 15-20 detik setelah penyuntikan.
11.   Injeksikan kontras 100-150 ml terus menerus, pastikan bebas reflux darah, tidak ada subcutaneous extravasasi (terasa nyeri dan lokal sweeling selama pemberian kontras) dan injeksi kontras mudah dimasukkan pada salah satu kaki dengan  tekanan yang cukup, posisi pasien seperti pada gambar 1.
12.   Perjalanan kontras media diikuti dengan fluoroscopy dan pengambilan foto AP dan lateral yang dilakukan mulai dari tungkai bawah dengan melepas kompresi pada ankle lalu ke tungkai atas dengan melepas kompresi pada lutut sambil pasien melakukan valsava manufer sesuai instruksi dari dokter radiologi.
13.   Untuk melihat vena illiaca diatur kompresinya dan kemiringan meja pemeriksaan juga dapat membantu memperlihatkan gambaran pangkal dari vena cava inferior.

14.   Setelah pemeriksaan pasien harus diinfus agar konsentrasi kontras media berkurang dalam pembuluh darah dan lebih mudah diserap oleh tubuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teknik Pemeriksaan Radiografi Sinus Paranasal Caldwell

v   Proyeksi PA Axial ( Cadwell ) n   Posisi Pasien ·          Pasien diposisikan berdiri, lalu bagian tengah tubuh diatur pada pertengahan kaset dan grid . ·          Tempatkan lengan pasien pada posisi yang nyaman dan atur bahu agar terbaring pada bidang transversal yang sama . n   Posisi Objek ·          Sebelum memposisikan pasien, pasanglah grid vertikal dengan penyudutan 15 o . Arahkan CR horizontal sehingga sudut antara tabung (CR) membentuk sudut 75 o ·          Dengan kepala pasien ekstensi, istirahatkan hidung dan dahi pada grid vertikal, letakkan hidung pada pertengahan kaset ·          Atur garis orbitomeatal tegak lurus dengan bidang film ·          Immobilisasikan kepala ·          Minta pasien untuk tahan nafas pada saat eksposi

THORAX Proyeksi LLD

I.  DASAR TEORI Ukuran film : 35×35 cm Posisi Pasien : Pasien diposisikan lateral recumbent diatas meja pemeriksaan dengan sisi kanan atau kiri dekat dengan meja pemeriksaan namun sisi yang dekat dengan meja pemeriksaan diberi bantalan sebagai ganjalan dan lengan difleksikan dan diletakkan diatas kepala pasien sebagai bantal. Posisi Objek : v  Tempatkan permukaan anterior dan posterior thorax mengikuti kaset vertical v  Atur kaset dan tempatkan salah satu tepinya kira-kira 5 cm diatas bahu v  Sisi lateral tubuh diberi bantal v  Tubuh pasien true lateral dan kedua lutut fleksi untuk menjaga keseimbangan v  MSL garis tengah kaset v  Lindungi gonad v  Instruksikan pasien untuk inspirasi penuh lalu tahan nafas selama Central Ray :  Horizontal tegak lurus film Central Point :  Pada pertengahan sternum, setinggi thoracal ke-7 FFD :  150 cm

Thorax proyeksi LLD/RLD

INDIKASI & TUJUAN PEMERIKSAAN Indikasi pemeriksaan pada Thorax proyeksi LLD/RLD yaitu untuk melihat dan mengetahui struktur dan anatominya. Selain itu untuk melihat adanya klinis yaitu LLD: Pneumonia Thorax kanan dan Pleural Effusion kiri & RLD: Pneumonia Thorax kiri dan Pleural Effusion kanan. III. ALAT DAN BAHAN 1. Pesawat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Kaset dan Film ukuran 30×40 cm. 3. Phantom Thorax (putih). 4. Marker L/R dan labeling. 5. Alat bantu: Gabus, dan aki. 6. Automatic Processing. IV. TEKNIK RADIOGRAFI 1. Menyalahkan peswat Radiologia kapasitas 250 mA. 2. Mengatur faktor eksposi. 3. Masuk keruang pemeriksaan. 4. Meletakkan kaset pada stand kaset. 5. Mengatur lampu kolimator dimana pertengahan lampu kolimator berada pada pertengahan kaset dengan FFD 150 cm, sehingga CR Horizontal tegak lurus. 6. Mengatur posisi phantom yaitu Lateral dengan posisi decubitus dimana bagian post